Senin, 27 Mei 2013

Versi Teks Naruto Shippuden The Movie 6 : Road To Ninja Part 5/15

“Apa ini artinya ada orang-orang tertentu
yang tidak berubah?” pikir Naruto.
“Tidak, tidak, lakukan seperti ini! Lakukan
seperti ini!” ucap Neji yang sedang
menggunakan byakugannya untuk
mengintip perempuan di pemandian
sebelah.
Di pemandian sebelah, terlihat Sakura dan
Hinata sedang bertengkar.
“Sudah kukatakan, kami tidak punya
hubungan spesial!” ucap Sakura pada
Hinata.
“Pembohong! Aku tahu kau ada maksud
pada Menma!” ucap Hinata. “Ah! Perasaan
ini! Mungkinkah?” ternyata Hinata
menyadari kalau dirinya sedang diintip Neji.
“Ah, dia menyadarinya.” Ucap Neji.
“Neji, si*lan kau! Aku akan membunuhmu!”
ucap Hinata.
BLLAAAARRRR!!! Tiba-tiba seseorang
terjatuh dari atas langit ke ruang ganti
perempuan, hingga menembus atap.
Untungnya Ino yang ada di ruang ganti
tidak terkena runtuhan.



“Kyaaaaaaaaaaaaaa” Ino berteriak.
“Ha? Apa yang terjadi?” tanya Naruto.
Ternyata yang jatuh dari atas itu adalah
Rock Lee.
“Kenapa Lee ada disini?” tanya Sakura yang
sudah mengenakan pajama handuknya.
“Si*alan kau, Lee!” ucap Hinata sambil
menarik leher baju Lee. “Kau bilang kau
pergi berlatih, tapi kau sebenarnya
mengintip?!”
“Bu-bukan begitu!” ucap Lee membantah.
“Aku sedang dalam perjalanan pulang
setelah berlatih, tapi aku tersangkut pada
sesuatu, ini kecelakaan tak terduga!”
“Jadi, apa kau berlatih di atap pemandian?”
tanya Tenten. Tenten yang disini terlihat
sangat lusuh, banyak luka ditubuhnya dan
juga bajunya yang dijahit disana-sini.
Hinata menarik baju Lee dan membuatnya
berdri secara paksa, “Sebelum aku
membunuh Neji, aku akan membunuhmu
terlebih dahulu!”
“Hei, apa yang terjadi?” Naruto dan laki-laki
yang lain datang. Seketika Ino berteriak
saking malunya dan bersembunyi di
belakang Sakura.
“Lee baru saja mengintip kami!” Ucap
Tenten.
“Apa? Te-teme!” ucap Neji.
“Kau juga sama!” ucap Hinata pada Neji lalu
Ia melepas pegangannya pada Neji dan
menjambak mulut(?) Neji.
“Tu-tunggu, Hinata-sama…” ucap Neji
pasrah. Karena sudah aman dari Hinata, Lee
buru-buru berlari keluar dari tempat itu.
“Dia kabur!” ucap Hinata.
“Ayo tangkap dia!” ucap Tenten. Mereka
semua pun ikut mengejar Lee kecuali
Naruto dan Sakura yang masih diam.
“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya
Sakura.
“Sepertinya tingkah laku teman-teman kita
berubah menjadi kebalikan dari biasanya.”
Sahut Naruto.
“Semuanya?” tanya Sakura. “Sasuke juga?”
tanyanya. Lalu Ia dan Naruto sama-sama
memperhatikan sosok Sasuke yang juga
tidak ikut mengejar Lee dan masih ada
disana.
“Tidak, dia tidak berubah. Dia tetap seperti
biasanya.” Ucap Naruto.
“Benarkah? Lalu apa Lee juga tidak
berubah? Dia dituduh bersalah…”
“Sakura, ayo pergi!” ajak Naruto lalu Ia dan
Sakura pun menyusul teman-teman yang
lainnya untuk mengejar Lee.
-----Road to Ninja-----
“Kau pikir bisa kabur dari kami jika tidak
menggunakan jutsu apapun?” mereka
semua sudah mengelilingi Lee, nampak siap
menjatuhkan pidana hukuman mati(?) pada
si alis tebal itu.
“Aku sangat kecewa, Lee!” ucap Neji ikut-
ikutan.
“Kau juga mengintip, bagaimana kau bisa
berkata seperti itu!?” tanya Hinata yang
sudah siap memukuli Neji.
“I-ini hanya salah paham, semuanya. Aku
berlatih melompati atap dan aku terkait
sesuatu…” ucap Lee sambil menunjukkan
lengan baju sebelah kanannya yang
nampak robek. “Itulah sebabnya aku jatuh
ke kamar ganti perempuan.”
“Tidak ada alasan!” ucap Hinata ganas.
“Tunggu, Hinata!” ucap Naruto berlari
mendekat.
“Dia mungkin tidak berbohong..” ucap
Sakura mendekati Lee dan mengulurkan
tangannya untuk membantu Lee berdiri.
“Sa-sakura…” mata bawang Lee
mengeluarkan air mata terharu.
“Baiklah, aku mengalah. Jika itu tidak benar,
kau akan mati di tanganku!” ucap Hinata
mengancam.“Hentikanlah, Lee bukan orang seperti itu.”
Ucap Sakura dan tanpa tidak sengaja
memegang robekan baju di lengan kanan
Lee dan membuat seluruh baju Lee jadi
sobek, dan ternyata Ia…
Naruto Shippuden Movie 6 - Road
to Ninja
Lee memakai pakaian dalam wanita.
“Kenapa kau memakai pakaian dalamku?
Aku sangat yakin dia mencurinya di ruang
ganti!” ucap Tenten.
“KYAAAAAAAA!! LEE HENTAI!!!”
-----Road to Ninja-----
Naruto dan Sakura duduk di sebuah tangga
untuk menaiki patung Hokage, dan melihat
pemandangan malam desa Konoha dari
sana.
“Ini membuatku gila! Sepertinya aku benar-
benar akan menjadi gila!” ucap Naruto. “Ini
bukanlah hal yang bisa kuhadapi. Sasuke
ada di desa, namaku Menma, bagaimana ini
bisa terjadi!?”
“Mungkin, kita telah dipindahkan ke dunia
lain oleh jutsu Madara…” ucap Sakura. “…Itu
satu-satunya penjelasan yang bisa kubuat.”
“Apa maksudmu dunia lain? Dunia lain
seperti apa?”
“Aku tidak yakin, sejauh ini kita tidak punya
cukup informasi.” Ucap Sakura.
Naruto menghela nafas, “Jadi sebaiknya kita
mengumpulkan informasi dari sekarang.”
“Ya, ayo lakukan itu.” Ucap Sakura
kemudian berdiri. “Dan ingat namamu
terlarang di depan yang lain jadi jangan
katakan itu.”
“Eh? Apa yang harus kulakukan?”
“Namamu Menma disini.” Sakura menuruni
tangga dan meninggalkan Naruto. “Jadi,
kau harus mencoba mendapatkan
informasi yang kita butuhkan. Paham,
Menma?”
“Bahkan kau juga, Sakura…” ucap Naruto
dan menarik nafas panjang.
Sakura sudah sampai dirumahnya, namun
rumah itu nampak lebih sepi dari biasanya.
Sakura masuk dan menyalakan lampu, lalu
Ia melihat fotonya saat kelulusan Chuunin.
Normalnya, disamping foto itu seharusnya
ada orang tuanya, tapi disini tidak ada.
Sakura membawa sebungkus tas kresek,
lalu memperhatikannya. Ia ingat tadi saat
menyusuri jalan pulang ada seorang ibu-
ibu pedagang memberinya tas kresek itu.
Katanya sebagai tanda terima kasih karena
orang tua Sakura sudah menyelamatkan
desa.
Sakura menaruh tas kresek itu, dan
membuka sepatunya. Lalu tiba-tiba Ia
teringat kata-kata ibunya, “Sakura, kau
harus melepas sepatumu sebagaimana
mestinya!”
Sakura baru ingat kalau di dunia ini yang
tidak akan mendengar kata-kata seperti itu
lagi, lalu Ia melempar sepatunya secara
sembarangan dan masuk ke rumah dengan
gembira.
Sementara itu, Naruto berjalan menyusuri
jalan ke rumah dengan lesu, “Tapi namaku
Uzumaki Naruto…” gumamnya. Ia
menginjak genangan air dan tiba-tiba
langkahnya terhenti. Ia teringat sesuatu.
“Tunggu, jika ayah Sakura menjadi
pahlawan yang menyelamatkan desa,…”
Naruto agak ragu-ragu, namun Ia bergegas
pulang. Langkahnya agak berat, Ia takut
apa yang Ia harapkan keliru. Lama-
kelamaan langkahnya semakinc cepat, Ia
ingin segera melihat apa yang bisa dia
harapkan dari dunia aneh ini..
Naruto berdiri di sebuah tiang, melihat
rumahnya dari sana. Terlihat ada cahaya
lampu di rumahnya yang menandakan ada
orang disana. Naruto tersenyum lebar.
Mungkinkah… mungkinkah yang
diharapkannya akan…
Ia berlari ke rumahnya dan berteriak,
“Ayah! Ibu!” dan membuka pintu pintu
rumahnya itu.

Bersambung ke Part 6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar