Senin, 27 Mei 2013

Versi Teks Naruto Shippuden The Movie 6 : Road To Ninja Part 3/15

“Entahlah.” Ucap Naruto.
“Ini ramennya!” kata si pemilik Ichiraku
sambil menyodorkan dua porsi besar
ramen. “Naruto memesan ramen kedelai
babi, kan?”
Naruto memperhatikan ramen itu, ada
sesuatu yang kurang.
“Pak, disini tidak ada kue ikan naruto (yang
bentuknya spiral itu).” Ucap Naruto.
“Maaf, aku kehabisan.” Ucap si pemilik
Ichiraku. “Tapi, aku sudah menambahkan
banyak kelezatan menma (bagian dari
ramen juga).”
Naruto melirik papan menu di depan
Ichiraku Ramen Bar, dan disana memang
tertulis “kue ikan naruto habis.”
Naruto berdiri dan menggebrak meja,
entah kenapa Ia begitu kesal, “Aku benci
menma! Aku tidak tahu apa itu menma! Aku
bahkan tidak bisa mengunyahnya!”
“Menma dibuat dari bambu kering, wajar
saja kalau keras dan kasar.” Ucap sang
pemiliki Ichiraku.
“Kaulah yang kasar…” ucap Naruto.
Iruka menggebrak meja dan memegang
pundak Naruto, “Kenapa kau begitu
memilih-milih?!”



“Ooeeii… jangan bertengkar disini…” ucap
sang pemilik Ichiraku dan Iruka pun
mendorong tangannya yang memegang
Naruto.
“Ramen tanpa kue ikan naruto bukanlah
ramen!” ucap Naruto lalu mengeluarkan
beberapa uang receh dari kantongnya dan
menggebrakkannya ke meja, “Kuso!!” Ia
lalu berlari ke luar dari bar itu.
“Hei, tunggu, Naruto!” panggil Iruka namun
Naruto tidak memperdulikan.
“Pemuda itu… aku tidak tahu Ia begitu
membenci menma…” ucap sang pemilik
Ichiraku yang tidak mengerti pergolakan
apa yang terjadi di batin Naruto.
“…” Iruka hanya diam saja dan kembali
duduk.
Pemilik Ichiraku itu lalu melihat ke uang
yang di gebrakkan Naruto, “Eh? Uangnya
tidak cukup…”
-----Road to Ninja-----
Naruto berjalan melewati perumahan
diantara gelapnya malam, “Iruka-sensei…
dia bahkan tidak mengerti pemikiran orang
lain…” ucapnya. Lalu tanpa sengaja Ia
melewati rumah Sakura. Terdengar ada
pertengkaran yang cukup keras disana.
“Kenapa kau selalu menentang!?”
terdengar suara ibu Sakura.
“Berhentilah ikut campur dalam segala
hal…” terdengar suara Sakura menyahut. “…
Aku bukan anak-anak lagi!”
Sakura memakai sepatunya dan melangkah
keluar dari rumah,
“Kau mau kemana!?” tanya ibu Sakura.
Langkah Sakura terhenti. Ia memperhatikan
fotonya dengan seragam Chuunin dan
diapit oleh kedua orang tuanya. “Ibu belum
selesai bicara!”
“Ini hidupku, jadi berhentilah ikut campur.”
Ucap Sakura lalu membuka pintu dan
melangkah keluar. Ketika keluar dari pintu
(?), Sakura bertemu dengan Naruto.
“Eee?” Sakura terkejut melihat Naruto
disana.
“Ada masalah apa?” tanya Naruto.
Terdengar suara ibu Sakura membuka
pintu, “Sakura, berhenti!” lalu Sakura
menarik tangan Naruto dan mengajaknya
menjauh dari tempat itu dan dari ibunya.
“Ayo ikut aku!” ucap Sakura menggenggam
tangan Naruto dengan kekuatan penuh(?).
“Aku akan berkencan denganmu, jadi ikuti
aku!”
“Sa-sa-sakitt…. Aku senang akan hal itu tapi
tidak seperti ini…” ucap Naruto meringis.
“Urusaii naaa!!!” ucap Sakura dan
menjewer telinga laki-laki berambut jabrik
itu.
“AA… sa-sakitt… Kau sedang melampiaskan
kemarahanmu padaku, ini bukanlah
kencan! Hei Sakura, lepaskan… itu sakit…
sakit…”
-----Road to Ninja-----
Naruto dan Sakura duduk di ayunan di
sebuah taman bermain. Nampaknya Sakura
sudah sedikit lebih tenang.
“Ibumu akan mencarimu…” ucap Naruto.
“Kau pikir baik-baik saja kau akan berada
disini?”
“Biarkan saja dia sendrian!” ucap Sakura.
“Ini sudah biasa… dia selalu ikut campur
setiap apa yang kulakukan. Dia tidak akan
puas sampai semuanya berjalan sesuai
keinginannya. Ayahku juga sama.
Bagaimana perasaannya kalau berada di
posisiku?! Dia melakukan semua yang ibu
katakan. Dia seorang Genin yang bahkan
tidak memiliki kesempatan menjadi
Jounin…”
Mendengar itu ekspresi Naruto mulai
berubah.
“Aku ingin dia melakukan sesuatu
untukku…” lanjut Sakura.
“Hei…” ucap Naruto.
“Aku harap aku bisa menghormati orang
tuaku seperti yang lain… aku malu
memanggil mereka orang tua.”
Naruto meremas pegangan ayunannya,
“Sakura, bukankah kau bicara terlalu
kasar!?”
Sakura melompat dari ayunannya, “Apa?
Jadi kau di pihak orang tuaku?”
Naruo berdiri dan membantah, “Apa
maksudmu di pihak orang tua-mu? Aku
hanya—“
“Aaaah, dari semua orang yang ada, kenapa
harus kau, Naruto, yang ada disini?” potong
Sakura. “Jika Sasuke yang ada disini, dia
pasti akan mengerti aku…”
“Apa?”
Tiba-tiba sesuatu bereaksi di kaki Naruto,
nampak seperti sebuah segel. Nampaknya
seseorang pernah menandai kaki Naruto,
mungkinkah saat melawan tangan Kakuzu
waktu itu?
“Eh?” Naruto bingung melihat segel itu, lalu
tiba-tiba seseorang hadir disana.
“Lama tak jumpa, Uzumaki Naruto.” Ucap
sang pria bertopeng (power rangers?).
“Kau… Madara!!” ucap Naruto yang tidak
tahu kalau dikelanjutan komik Masashi
Kishimoto Tobi itu adalah Obito , bukan
Madara. Mungkin dia telat bacanya atau di
Konoha belum update #PLAK. Naruto
membentuk kagebunshin yang
membantunya membuat rasengan sambil Ia
berlari mendekati Tobi.
“Rasengaaann!!!” ucapnya namun percuma
saja, Ia beserta rasengannya hanya
menembus tubuh Tobi.
“Kau masih saja sama.” Ucap Tobi.
“Kuuusssooooo!!!!” ucap Sakura datang
dari atas dengan kekuatan supernya dan
berniat menendang Tobi. Percuma.
“Jangan berpikir bisa membuat kekacauan
di desa ini.” Ucap Sakura.
“Ini sedikit diluar dugaanku, tapi tak
masalah.” Ucap Tobi. Ia lalu mengeluarkan
sebuah bola kristal dan melemparkannya
tepat di atas Naruto dan Sakura.
Bola kristal itu tepat berada di bawah
gambaran bulan dan seolah melingkup
bulan itu dengan kaca merahnya, lalu
seakan berubah menjadi sharingan.
Naruto Shippuden Movie 6 - Road
to Ninja
Bola itu lalu bersinar sangat terang sampai
Naruto dan Sakura tidak mampu melihat
apa-apa.
Naruto Shippuden Movie 6 - Road
to Ninja
“A-apa yang kau lakukan?” tanya Naruto
dan detik berikutnya cahaya silau itu sudah
memutihkan semuanya.

Bersambung ke Part 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar